Kutunggu Kau Mati
Aku ingin kau mati… Sayang, cukup sudah kurasa peranmu Sebagai pembunuh……. Yang kubiarkan engkau memainkan panah beracunmu Sayang,….. Cukup, kukata, kau melepas busur racun Yang hampir sempurna kau lesatkan Yang hampir sempurna, kau curi dari ekor mataku Yang hampir sempurna, kau mainkan dibelakangku Pada saat kau katakan “berbaliklah sayang, biar kukaitkan mahkota di kepalamu” Aku, yang begitu tersanjung oleh kebusukanmu Kau……. Yang dengan senyuman menggali kuburku Memintaku berjalan mundur Mengharapku terjerebab….. Mengharapku terjatuh….. Mengharap kau lesatkan panahmu…… Sayang,…… Permainan bodoh…… Kau boleh tertawa sekarang Tertawalah sepuasmu Tertawalah sebelum kau menyadari Kau menggali kuburmu sendiri…… Aku tidak sebodoh yang kau kira Sayang……. Sadarlah……….. Permainan telah usai…….. Pada saat ku mati, mengalirkan darah segar karenamu Bersimpuh dikakimu Dan melantunkan bait terakhir nyanyian kasmaran Sayang……… Kutunggu kau mati di depanku Karena aku tidak mati untuk yang kedua fuuuuh………….. lenteraku telah padam Depok, 11 February 2005 Trapesium 04:14 pm |