Monday, March 27, 2006

Untuk Orangtuaku

Ayah, Ibu.......
sudah bukan aku anak-anak seperti dulu
ada masa aku harus mencoba berdiri
menikmati hembusan angin
bahkan terpaan badai
untukku syarat mencapai gelar dewasa

Ayah, Ibu.........
Sudah bukan saat aku masih seperti dulu
dalam dekap lindungan tangan keduamu
cukup, kali ini
dengan doa, dengan senyuman
lewat gelombang kasih sayang

Aku masih aku
tidak lepas dari yang namanya
anak-ibu-ayah

Aku masih aku
yang saat ini telah Kalian hantarkan
menuju pintu antara
Ingatkah....ayah, ibu?

Jangan kodisikan aku, terus
dalam batas antara
sekalipun aku telah melewatinya
aku masih aku

Ayah, Ibu......
ada satu kondisi dimana aku harus memilih
saat keduanya benar menghantam
dan maaf, jika kupilih dia.
Bukan sebatas nafsu atau kealpaan yang disengaja
tapi memang itu aturannya
Ingatkah Ayah, Ibu.........
Kalian yang menghantarkan aku
dan karena kalian dengan izinNya ku ada di batas itu

Ayah, Ibu.........
Seribu sayang, lebih dan lebih untuk kalian
Doakan aku
dengan cinta dan sayang
mendekati wanita sholehah
bukan hanya dimata kalian
namun juga dimata yang sudah keharusan aku kepadanya
sudah tentu kepada yang menciptakan aku, kalian, dia dan semua

Ayah, Ibu.......
kudendangkan berkali dendang sang pencinta
semoga angin menyampaikan
bukannya topan yang menggulung



Teruntuk kedua orang tuaku
segenap rasa untuk kalian
-yang tercinta-
Jakarta, 27 March 06
17:40