Thursday, November 09, 2006

kekasihku (bunda memanggil)

Andai saat ini ada batas yang sesungguhnya tidak berbatas
karena hidup melewati kita yang hidup
karena cinta melewati kita yang saling mencinta
hadir dalam hitungan waktu kedepan
yang sedang bersiap memanggil dua jiwa yang membuahkan jiwa
untuk yang terkasih,
Bintang kecilku yang sedang menunggu waktu

Pilihan dari sebuah hidup baru...
"bersabar, sayang......",
ya aku bersabar demi putaran waktu yang harus berputar
demi pergantian yang harus berganti
"bersabar, sayang.....",
ya aku bersabar demi cinta dari tercinta

Kekasih....
Ada 2 hati menanti,
Ada 2 jiwa bersama






(dari kami yang merindukan kehadiran dan sentuhanmu,
sering pulang yaaah pah.....kita kangen loh,
Jakarta - Medan cuma 2 jam
luuuuuv yuuuuuuuu
ada 2 dalam satu)
-menjelang sore, jkt-
9/11/06

Monday, March 27, 2006

Untuk Orangtuaku

Ayah, Ibu.......
sudah bukan aku anak-anak seperti dulu
ada masa aku harus mencoba berdiri
menikmati hembusan angin
bahkan terpaan badai
untukku syarat mencapai gelar dewasa

Ayah, Ibu.........
Sudah bukan saat aku masih seperti dulu
dalam dekap lindungan tangan keduamu
cukup, kali ini
dengan doa, dengan senyuman
lewat gelombang kasih sayang

Aku masih aku
tidak lepas dari yang namanya
anak-ibu-ayah

Aku masih aku
yang saat ini telah Kalian hantarkan
menuju pintu antara
Ingatkah....ayah, ibu?

Jangan kodisikan aku, terus
dalam batas antara
sekalipun aku telah melewatinya
aku masih aku

Ayah, Ibu......
ada satu kondisi dimana aku harus memilih
saat keduanya benar menghantam
dan maaf, jika kupilih dia.
Bukan sebatas nafsu atau kealpaan yang disengaja
tapi memang itu aturannya
Ingatkah Ayah, Ibu.........
Kalian yang menghantarkan aku
dan karena kalian dengan izinNya ku ada di batas itu

Ayah, Ibu.........
Seribu sayang, lebih dan lebih untuk kalian
Doakan aku
dengan cinta dan sayang
mendekati wanita sholehah
bukan hanya dimata kalian
namun juga dimata yang sudah keharusan aku kepadanya
sudah tentu kepada yang menciptakan aku, kalian, dia dan semua

Ayah, Ibu.......
kudendangkan berkali dendang sang pencinta
semoga angin menyampaikan
bukannya topan yang menggulung



Teruntuk kedua orang tuaku
segenap rasa untuk kalian
-yang tercinta-
Jakarta, 27 March 06
17:40






Tuesday, March 21, 2006

remuk redam yang setengah melayang

syair apa yang harus aku senandungkan
untuk hatimu terbuai melodi
bunga rupa apa yang harus ku rangkai dalam vas di mejamu
untuk hatimu terbuai semerbak
pakaian apa yang harus kukenakan
untuk hatimu tergetar melihatnya

cinta?.........
mengapa kau diam
sudah tidak ada kata kah yang bisa kau ucap
barang satu dua.........


kubaringkan tubuhku dihadapanmu
layu, selayu bunga yang mengering, mungkin mulai mati
mungkin seperti aku
mungkin harus itu
untuk engkau tahu.......
aku punya cinta hanya satu






for my huby....
what should i do?
Jakarta, WA 12:15/ 180306
Tuhan, tolong selamatkan kami.......

Friday, March 17, 2006

untukmu

maaf bila bersamaku
kau menjadi terbebani


(menyedihkan)




4 soumy
Jakarta, 11:43/ March 17, 2006

Thursday, March 16, 2006

mungkin (begini) adanya

Sepertinya dia disampingku
Namun dia jauh
Sepertinya ku ucap lirih rindu
namun ku harus berteriak
(terkadang)

Dan kita memang masih saling mencari
sisi mana tempat aku bisa berdiri
sisi mana tempat engkau bisa bersanding
Bukan demi waktu,
Namun demi sebuah bentuk cinta yang telah ada
bukan demi waktu,
namin demi sebuah bentuk cinta yang terpasrahkan

Mencari keseimbangan
dari amarah
....................................................

dan..........terdiam........................

tapi bukan tak peduli
atau merasa
atau engan
atau melupa


dari derai yang terlahir
yang lebih mendera hati, jauh, yang tak kau dengar


Maaf bila aku tak sempurna
dan mungkin tak bisa sempurna
dan memang tak bisa


menyatukan bukan menyamakan

sudah layaknya tidak ada sesal tentang perbedaan

menyatukan tidak hanya pencocokan mutlak

selayaknya tak ada sesal tentang perbedaan






Jakarta-WA- March 16, 2006
untuk 2 bulan yang lebih 1 hari
dihari ini

09:15